Senin, 15 Agustus 2011

TELAGA NGEBEL - PONOROGO

Danau Ngebel karena di wilayah kecamatan Ngebel. Hal ini terletak sekitar 24 km di utara-timur Ponogoro,Jawa Timur. danau Ngebel ini di lereng gunung Wilis dengan ketinggian 734 meter di atas laut dan suhu 22-32 celsius.


Dengan luas permukaan sekitar 1,5 km, danau Ngebel dikelilingi oleh jalan sepanjang 5 km. Danau ini memiliki panorama yang menakjubkan, udara sejuk dengan kondisi alam gadis yang terus satu juta potensi untuk digali. Kami juga bisa bertemu dengan berbagai buah-buahan seperti: durian, manggis, pundung, dll

Di danau juga menyebar berbagai ikan, salah satunya adalah varietas ikan yang dilindungi. Hal ini Hampala ikan atau penduduk lokal bernama Ngongok ikan. Untuk itu tujuan, fasilitas akomodasi juga tersedia yang sudah untuk pengunjung yang ingin menghabiskan malam. Fasilitas ini dikelola oleh Pemerintah Daerah dan perusahaan swasta.

Menurut legenda yang berkembang di masyarakat, danau Ngebel dibentuk berdasarkan cerita tentang ular naga bernama "Baru Klinting".
Ketika mengambil ular yang bermeditasi dan tidak sengaja ia dipotong-potong oleh masyarakat sekitar untuk dimakan. Misterius ular berubah menjadi seorang anak yang kemudian mengunjungi masyarakat dan membuat kontes untuk mencabut tulang rusuk yang terpaku dengan dia ke tanah. Tidak bahkan satu berhasil melaksanakannya.

Setelah itu ia mencabut tulang rusuk ini, dan dari tulang rusuk lubang keluar air yang kemudian menjadi kolam besar yang menggenang dan menjadi danau Ngebel. Tampaknya danau Ngebel memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo, karena salah satu pendiri Kabupaten Ponorogo, Batoro Katong, sebelum melakukan kebesaran agama Islam di Kabupaten Ponogoro telah menghapus dirinya di kolam dekat danau Ngebel. Pada saat ini, dikenal sebagai kolam / Kucur Batoro.
Wisata Indonesia Surga Dunia

ASAL MULA TERBENTUKNYA DANAU NGEBEL PONOROGO
Asal mula terbentuknya danau ngebel adalah penjelmaannya seekor naga, yang konon naga itu penjelmaan dari keris empu yang terkenal pada masa itu. Ketika sang naga meminta pengakuan kepada sang empu bahwa dia adalah anaknya, karena sang empu mengetahui bawasanya naga itu adalah penjelmaan keris pusaka, maka sang empu memberikan syarat kepada naga itu. Apakah syratnya, hemmm syaratnya adalah jika sang naga dapat melingkari gunung wilis denga tubuhnya, maka diakuinya dia menjadi anaknya.
Ternyata dibalik syarat yang diberikan sang empu kepada naga ada tipu daya. Karena sang naga tidak dapat melingkari gunung wilis dengan tubuhnya, maka dia menjulurkan lidahnya. Nah disinilah tipu daya itu. ketika sang naga menjulurkan lidahnya, tiba-tiba sang empu memotong lidah itu. Apa gerangan yang terjadi? Berubahlah lidah sang naga menjadi keris pusaka, sedang sang naga sendiri menjelma menjadi seorang anak yang bernama BARUKLINTING.
Disinilah awal permulaan ceritamya, tatkala sang naga telah menjelma jadi manusia, dia merasakan kelaparan yang amat sangat. Disaat itu bersamaan dengan adanya pesta dari seorang perempuan yang kaya raya. Ketika Baruklinting meminta makanan dipesta itu, bukan makanan yang didapat, akan tetapi diusir dan dimaki habis-habisan dia oleh sang perempuan kaya.
Baruklinting sakit hati dengan perlakuan yang diterimanya. Saat Baruklinting akan pergi dari desa itu, rasa laparnya belumlah hilang, ketika itu ada seorang nenek lewat dan memberinya makanan(mbok rondo). Baruklinting senang sekali karena rasa laparnya kini telah hilang oleh pertolongan mbok Rondo. Karena rasa sakit hatinya pada penduduk desa dan si perempuan kaya yang telah memaki dan mengusirnya, dia mempunyai rencana untuk membalasnya. Ketika rencana tersebut akan dilaksanakan, berpesanlah Baruklinting pada mbok rondo untuk mempersiapkan lesung(alat untuk menumbuk padi yang bentuknya seperti prahu) dan entong kayu(alat untuk mengambil nasi).
Berangkatlah Baruklinting kedesa itu, diadakannya sayembara, yang isinya: barang siapa dapat mencabut kayu yang saya tancapkan ini, maka saya akan meninggalkan desa ini. Semua penduduk desa mencobanya satu persatu, tapi apa gerangan yang terjadi? Tak ada satupun yang dapat mencabutnya. Ketika para penduduk desa tak sanggup mencabutnya, dicabutnya sendiri kayu itu. Apa gerangan yang terjadi? Keluarlah air yang deras dari bekas tancapan kayu itu. Tak sorangpun dapat menghentikan alirannya, terjadilah bencana air bah, tenggelamlah para penduduk desa itu, tak seorangpun selamat, kecuali Mbok Rondo sang dewi penolong Baruklinting, dengan menaiki lesung, sesuai amanat dari Baruklinting. Maka jadilah danau desa tersebut, yang sekarang dipanggil dengan sebutan Danau Ngebel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar